Keluarga Besar LPM Pena Kampus Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1433H

Jumat, 25 November 2011

Yayasan Darul Muhsinin: Melayani dalam Keterbatasan

Desa Wakan, dengan jumlah penduduk yang besar dan kondisi geografis yang luas, namun hanya memiliki satu  lembaga pendidikan. Yayasan Darul Muhsinin adalah satu-satunya sekolah yang ada dan membuka satuan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (Mts), dan Madrasah Aliyah (MA)  meskipun dengan segala keterbatasan.
Yayasan Darul Muhsinin memainkan peran yang sangat penting dalam pelayanan pendidikan di desa wakan. Yayasan ini didirikan pada 1 Juli 1987. Pada awal berdirinya yayasan ini bernama Darul Muttaqin namun semenjak     1 juli 1987 yayasan ini berganti nama menjadi Darul Muhsinin yaitu untuk mengenang pendirinya TGH. Muhsin. yayasan ini mengelola tiga satuan pendidikan yaitu MI, Mts, dan MA. Gedung MI didirikan pada 1 juli 1993, MTS pada 1 juli 1987, dan  MA  berdiri pada pada 1 juli 2008. Ruang kelas MI hanya di sekat menggunakan triplek, bangku yang sudah tidak layak pakai, papan tulis yang  rusak, pintu dan jendelanya banyak yang  berlubang. Hanya ada dua kamar mandi yang sudah tidak terurus yang digunakan oleh siswa dan para guru. Kondisi ruangan kelasnya juga sangat memprihatinkan, dengan lantai yang semi permanen serta meja dan kursi seadanya.
Kamad MI, Pak Jumedan menuturkan dari data terakhir jumlah siswa-siswi sebanyak 142 orang, 16 orang tenaga pengajar. Sedangkan menurut wakamad MTs, pak Sudirman menuturkan bahwa dari data terakhir jumlah siswa-siswi sebanyak 143 orang, dan tenaga pengajar sebanyak 23 orang. Dan untuk jenjang MA menurut penuturan pak Sudirman jumlah siswa-siswi sebanyak 83 orang, dan tenaga pengajar sejumlah 23 orang. Yayasan ini sangat kekurangan tenaga pengajar oleh karena itu bebrapa guru mememegang beberapa mata pelajaran. Kondisi seperti ini jelas tidak baik karena tidak mungkin guru menguasai semua mata pelajaran akibatnya transfer ilmupun ala kadarnya.
Keberadaan yayasan Darul Muhsinin berperan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa Wakan. Meskipun ditengah segala keterbatasaaan fasilitas, yayasan ini tetap semangat melayani kebutuhan anak-anak wakan akan  pendidikan.Antusiasme  warga untuk menyekolahkan anak-anak mereka juga sangat tinggi. Mereka memiliki banyak alasan untuk menyekolahkan anak mereka. Amaq Manin menuturkan, “menurut saya pendidikan sangatlah penting dimasa sekarang ini,saya berharap agar anak saya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, meskipun ditengah keterbatasan ekonomi, pekerjaan saya hanyalah buruh tani, dengan penghasilan yang tidak tetap, namun saya akan berusaha demi anak saya agar memperoleh pendidikan yang lebih dari saya dan istri saya”. Semangat warga untuk menyekolahkan anaknya ini menjadi motivasi bagi para pengurus yayasan untuk tetap bertahan. Antusiasme masyarakat terhadap pendidikan sangat kontras dengan ketersediaan lembaga pendidikan yang terdapat didesa wakan, minimnya fasilitas yang akan menunjanng proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
            Antusiasme  anak-anak di desa wakan untuk bersekolah tidak kalah dengan antusias orang tua mereka, meskipun ditengah keterbatasan dan fasilitas yang belum memadai, namun semangat mereka tidak luntur begitu saja, mereka berusaha untuk bersaing dengan siswa-siawa dari sekolah-sekolah negeri yang pavorit. Dalam beberapa lomba para siswa darul muhsinin meraih prestasi yang cukup membanggakan. Beberapa dari mereka menjadi juara dalam lomba pidato bahasa inggris dan lomba cerdas cermat baik di tingkat kecamatan bahkan kabupaten.
Salah seorang guru darul Muhsinin menuturkan, “meskipun dengan jumlah tenaga pengajar yang sangat minim serta fasilitas yang seadanya namun yayasan Darul Muhsinin mampu menghasilkan output yang tidak kalah dengan sekolah-sekolah negeri”. Terbukti dengan banyaknya alumni yang melanjutkan studi  ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bahkan banyak diantara mereka mengenyam pendidikan di pergurun tinggi. Sebagian diantara mereka bahkan  sudah ada yang menjadi dosen pada beberapa perguruan tinggi di NTB, seperti: UNRAM, IAIAN, dan STKIP. Kemudian sebagian lagi banyak yang menjadi guru di sekolah-sekolah negeri dan ada pula yang kembali dan menjadi tenaga pengajar di darul Muhsinin. Mereka yang kembali menjadi pengajar di yayasan benar-benar mengabdi dengan tulus karena gaji mereka sebagai guru yayasan tidaklah seberapa..
            Dengan semangat melayani yang begitu besar, sudah selayaknya yayasan ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana sekaligus penyediaan buku-buku perpustakaan. Selain itu, antusiasme warga untuk menyekolahkan anak mereka meskipun dengan himpitan kebutuhan yang begitu berat layak diapresiasi. Inilah pelajaran kecil yang dapat dipetik dari desa wakan. Bagaiman sebuah yayasan di tengah segala keterbatasannya melayani dengan penuh semangat. [Suci, Ika, Uyunk, Riyan, Alawi]