Keluarga Besar LPM Pena Kampus Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1433H

Kamis, 24 November 2011

Bale Beleq: Situs yang Terlupakan

              Bale beleq adalah sebuah rumah tradisional yang berlokasi di Desa Wakan, Lombok Timur dan diyakini sebagai sebuah rumah keramat oleh masyarakat setempat. Tak mengherankan banyak orang yang datang meminta berkah ke tempat ini, mulai dari mayarakat biasa bahkan sampai pejabat elit.

           
Menurut keterangan warga, Bale beleq atau disebut juga sebagi ketoboq oleh orang sana didirikan oleh Tuan Guru Muttaqin atau yang biasa disebut Baloq Imut  ratusan tahun yang lalu atau pada  masa-masa awal  penyebaran agama Islam. Namun fakta ini memang sulit dibuktikan secara objektif mengingat tidak ada dokumen tertulis yang mencatat peristiwa ini.hghjjhjhjhjhjhjhjhjhjhj
            Secara harfiah, Bale Beleq ini dapat diartikan sebagai rumah (bale) besar (beleq). Namun ukuran bale belek sangat bertolak belakang dengan namanya karena Bale Beleq hanyalah sebuah rumah kecil sederhana yang beratapkan ilalang, berdinding bedek (anyaman bambu) dan  berlantaikan tanah liat biasa. Menurut masyarakat setempat bale belek ini dapat mengabulkan permintaan dan karena itulah ia disebut sebagai bale beleq. “dulu salah satu gubernur NTB pernah ke sini melakukan ritual dan tak lama kemudian ia pun naik menjadi Guberbur. Akan tetapi dia tidak menjalankan janjinya untuk datang lagi ke ketoboq ini dan yang terjadi apa, dia jtuh dari kekuasaannya bahkan tersandung berbagi macam kasus”, ungkap Rifai.mjkjkjkjkjkjkjkjkjkjkjkjkkjkjkj
            Bale beleq sangat ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin mendaaapatkan berkah seprti ketika ada pemilihan kepala dusun, kepala desa, bupati atau bahkan gubernur. Warga percaya barang sipa yang bernazar di bale beleq maka keinginannya akan di kabulkan dengan syarat dia memenuhi nazarnya itu. Jika ia tidak memenuhi nazarnya maka yang akan menimpanya malah sebaliknya, dia akan mendapatkan kesulitan dalam hidupnya.nmnmnmnmnmnmnmnmn

Doa Bersama Meminta Hujan
Pada setiap  bulan 7, tanggal 7, 17, atau 27 kalender Sasak di bale beleq diselenggrakan sebuah upacara adat yang bertujuan untuk memhon hujan dan diberikan rezeki yang melimpah serta nikmat kesehatan. “ Upacara adat ini diadakan untuk memohon diturunkannya hujan, diberikan rejeki yang berlimpah dan nikmat kesehatan serta untuk menyantuni anak yatim “ ujar Kadir, ketua RT setempat. Upacara adat ini dipimpin  oleh lima orang pemangku adat yaitu Amaq Rohan, Papuq Rumenah, Amaq Mene, H. Rifaid dan Amaq Mender. Upcara ini berlangsung sangat meriah dan hikmat warga Wakan dari segala latar belakang tumpah ruah menghadiri upacara adat ini.nmmgbghg ggfgfbgfvvgfggyg
Tahapan-tahapan dalam upacara adat di bale beleq sangatlah rumit. Pertama-tama Pagar bambu itu dihiasi dengan daun kelapa yang dibentuk melengkung menjadi sebuah janur atau yang mereka sebut dengan rembong. Di sudut lain nampak beberapa amaq-amaq yang tengah menyembelih dua ekor kambing yang merupakan hasil swadaya masyarakat untuk upacara ini. setelah itu mereka mengolah dan memasak daging kambing itu. Uniknya, proses masak-memasak dilakukan para laki-laki tanpa campur tangan dari perempuan. “Yang masak itu laki-laki bukan perempuan, karena takut kalau ada perempuan yang sedang dalam masa haid. Kalau ada yang dalam masa haid, maka tidak diterima ritual yang dilakukan.” Jawab Inaq Mutri.
Setelah selesai shalat zuhur upacara kemudian dilanjutkan dengan  pembacaan naskah lontar. Di hadapan pembaca naskah lontar atau yang disebut pemaos telah disiapkan air kum-kuman, sepiring beras, benang setukel, sirih, dan pinang. Di tengah-tengah prosesi bepaosan, terdengar suara gendang beleq dari salah satu rumah warga. Berbunyinya gendang beleq itu sebagai petanda agar para pemain gendang beleq berkumpul di rumah gendang atau rumah tempat disimpannya gendang beleq.jnjhjkjkjjk
Setelah pemaos menyelesaikan bacaannya, para pemain gendang beleq kembali memukul gendang beleq untuk yang kedua yang bertujuan untuk memanggil warga agar segera berkumpul di bale beleq. Tidak lama kemudian warga desa Wakan secara beriringan datang , yaitu dari arah kampung Wakan Klotok dan kampung Mampe. Para warga yang umumnya ibu-ibu ini datang dengan membawa dulang di kepalanya. Dulang tersebut berisi nasi dengan lauk-pauk semampunya keluarga tersebut menyediakan. Dulang-dulang dari warga kampung Mampe di letakkan di luar area bale beleq, sementara itu dulang-dulang dari warga kampung Wakan di letakkan di dalam area bale beleq. “Dulang-dulang itu dibedakan tempat menaruhnya, supaya bisa dibedakan mana yang dari penduduk asli Wakan dan mana yang pendatang.” Jelas Mustiadi yang ikut dalam persiapan prosesi di bale beleq.mnhhjhjjmkjkjkj
Dulang yang sudah dijejerkan kemudian ditutup dengan sehelai kain dan di atasnya diletakkan mangkuk kosong yang nantinya akan diisi dengan daging kambing yang telah diolah. Bersamaan dengan datangnya dulang-dulang dari setiap kepala keluarga, datang juga enam dulang tinggi yang berasal dari tiga rumah pemangku adat, yaitu amaq Mine, amaq Rohan, dan amaq Rumenah. Dulang tinggi ini datang satu-persatu ke bale beleq. Dulang terakhir yang masuk ke bale beleq disertai dengan dupa dan kemenyan. Keenam dulang inilah yang kemudian dimasukkan ke bale beleq bersama dengan keenam pemangku adat. Para pemangku adat ini akan memulai berdoa terlebih dahulu di dalam bale beleq.
Setelah dirasa cukup waktu, pembawa acara akan menanyakan apakah pembagian daging sudah selesai atau belum. Bila sudah, maka semua warga yang datang akan duduk bersama untuk berzikir dan berdoa. Doa yang dipanjatkan terdiri atas doa keselamatan dan kesejahteraan warga kampung, doa untuk si pemilik rumah, doa untuk turunnya hujan yang membawa berkah bukan hujan yang membawa malapetaka atau musibah bagi warga desa.,mkjk mnm,mkjk kj k
Setelah selesai doa, warga kemudian makan berjamaah bersama para anak yatim. Selesai makan, warga tidak langsung pulang karena pemangkku adat akan membawa air kum-kuman untuk dipercikkan ke warga yang tengah duduk. Air ini diharapkan membawa berkah dari setiap percikkannya. Acara tidak usai sampai di sini saja, para pemangku kemudian membawa dupa ke pengempen atau sungai.nnnnnnnnnnnn
nnn n 
Tidak ada Perhatian Pemerintah
Bale beleq dengan segala prosesi adatnya adalah sebuah situs budaya yang seharusnya dilestarikan dan jika dikelola dengan baik sebenarnya bias menjadi sebuah asset wisata yaitu sebagi sebuah desa wisata layaknya Sade ataupun Bayan. Namun sangat disayangkan karena tidak ada sedikitpun perhatian yang diberikan oleh pemerintah kabupaten Lombok Timur maupun Pemerintah Provinsi NTB. Sekretaris Desa Wakan mengatakan, “ Hingga saat ini, tidak ada bantuan atau perhatian dari pemerintah untuk pemeliharaan dan plestarian bale beleq ini  “. Bale beleq adalah sebuah situs budaya yang terlupakan. Jika tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah maka kita hanya tinggal menunggu waktu bale beleq atau ketoboq ini akan apuq dimakan sejarah. [Yanti, Nuri, Anang, Mia]