Keluarga Besar LPM Pena Kampus Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1433H

Jumat, 25 November 2011

Berekspresi lewat Gendang Beleq

Setiap masyarakat memiliki jiwa seni untuk disalurka dan para pemuda Wakan memilih Gendang beleq sebagai ekspresi jiwa seni mereka. Maka tidak mengherankan banyak dari mereka yang memilih untuk hidup sebagai pemain gendang beleq.

Gendang beleq adalah salah satu kesenian tradisional sasak yang masih lestari dan aktif dipentaskan. Menurut cerita gendang beleq sudah berkembang di Lombok semenjak zaman kolonial Belanda.
 Pada saat itu gendang  beleq digunakan untuk menghiburr para penguasa Kolonial. Untuk saat ini, gendang beleq biasanya dipentaskan pada acara-acara pernikahan. Mereka dijadikan sebagi musik pengiring mempelai ketika melakukan prosesi nyongkolan. Selain pada acara pernikahan, gendang beleq juga biasa dipentaskan ketika ada tamu-tamu penting yang berkunjung ke Lombok. Bahkan saat ini ada
Di Lombok terdapat banyak ssekali sanggar i baik itu di Lombok tengah, Lombok timur, maupun Lombok barat. Di Lombok Timur, salah satu sanggar gendang beleq berada di desa Wakan kecamatan Jerowaru. Mustiadi, Ketua sanggar Gendang Beleq di desa Wakan mengatakan “berkembangnya gendang beleq di desa Wakan dipelopori oleh keluarga dari H. Rifai yang biasa di panggil Tuan Salim. Saat ini Tuan salim merupakan  pemangku Gendang  Beleq di desa Wakan dan masih aktif melstarikan keberadaan gendang beleq dengan mengajarkan beberapa anak-anak muda Wakan memainkan musik tradisional ini.
Jadwal tampil kelompok gendang beleq ini tidak menentu dan sangat tergantung ada tidaknya permimtaan untuk tampil baik di desa Wakan maupun di luar desa Wakan. Dalam seminggu mereka tampil 1-3 kali untuk memenuhi permintaan dari luar desa Wakan, namun karean kebanyakan personilnay adalah pelajar dan mahasiswa maka mereka biasanya hanya menerima tawaran pada hari minggu.
Penghasilan menjadi pemain gendang beleq tidaklah seberapa. Mustiadi menjelaskan,” upah menabuh Gendang beleq tiap kali tampil ± Rp. 1.000.000, bisa dibayangkan jika upah tersebut di bagi dengan semua personil yang berjumlah 25-30an maka itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka akan tetapi mereka menjalani itu dengan senang dan gembira”

Didominasi anak muda
Gendang beleq diminati oleh klangan muda maupun anak muda. Namun para pemain gendang beleq didominasi oleh anak muda hal ini mungkin karena untuk memainkan gendang beleq dibutuhkan stamina yang prima. Para personil gendang beleq ini berusia dari 13-40 tahun. Beberapa personil gendang beleq desa Wakan adalah pelajar dan mahasiswa. Jadi mereka menjadikan gendang beleq sebagai pekerjaan mereka namun sekedar sebagai penyaluran hobi dan jiwa seni mereka.
Semangat dan minat para anak muda Wakan untu menggeluti gendang belq ini lyak diberikan apresiasi yang tinggi. Di saat kebanyakan anak muda seusia mereka memilih untuk mengeluti music-musik modern mereka justru rela bergelut dengan alat-alat musik tradisonal. Jika proses regenarsi ini terus berjalan maka gendang beleq akan tetap eksis di tengan merebaknya budaya urban dan populer.[Jaeka, Nadya, Deli, Iin]